Pada
2 semester yang lalu, ketika kuliah Studi Kelayakan Bisnis dosen saya Bapak
Sapto Juwono merekomendasikan untuk membaca buku Rich Dad, Poor Dad dari Robert
T. Kiyosaki. Akhirnya dengan terpaksa saya ke Gramedia dan membeli buku
tersebut. Setelah saya baca, ternyata buku ini mampu merubah pola pikir saya
tentang uang dan bagaimana menjadi kaya.
Buku ini merupakan pengalaman pribadi Robert T. Kiyosaki.
Robert memiliki 2 orang ayah. Ayah kandungnya berpendidikan tinggi bergelar
Ph.D. Ayah angkatnya tidak pernah menyelesaikan SMP-nya. Keduanya mempunyai penghasilan
besar. Ayah kandungnya berjuang keras secara finansial selama hidupnya dan
meninggal dengan meninggalkan banyak tagihan/utang untuk dibayar. Ayah
angkatnya menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii dan meninggalkan puluhan
juta dollar untuk keluarganya, amal kasih dan gerejanya. Kedua ayah tersebut kuat,
kharismatik dan berpengaruh. Keduanya memberi Robert nasihat, tetapi nasihatnya
tidak sama. Ayah Robert yang miskin merekomendasikan, "Belajarlah yang
giat sehingga kamu dapat menemukan sebuah perusahaan yang baik untuk
bekerja". Ayah Robert yang kaya merekomendasikan, "Belajarlah yang
giat sehingga kamu menemukan perusahaan yang baik untuk kamu beli."
Menjadi
produk dari 2 ayah yang kuat dan berpengaruh memberi kesempatan dirinya untuk
mengamati pengaruh pikiran yang berbeda dalam hidup seseorang. Bagaimana ayah
yang ‘miskin’ berpendapat cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan
sedangkan ayah yang ‘kaya’ berpikir sebaliknya bahwa kejahatan justru timbul
karena kekurangan uang. Dalam menyangkut urusan uang, ayah yang miskin
menganjurkan sebaiknya bermain aman dan jangan mengambil resiko, tapi ayah yang
lain justru menyarankan untuk berani mengelola resiko. Ayah yang miskin selalu
berjuang menabung tetapi ayah kaya sibuk menciptakan investasi.
Ayah
Robert yang kaya memberikan pelajaran berharga, yaitu:
Pelajaran 1: Orang Kaya Tidak Bekerja Untuk
Uang
Orang kaya tidak bekerja untuk uang. Jika
menyangkut soal uang orang cenderung ingin bermain aman. Rasa takut
itu membuat kebanyakan orang hanya bekerja pada satu pekerjaan. Mereka takut
dipecat, takut tidak bisa membayar rekening, takut tidak punya cukup uang
sehingga mereka bekerja untuk uang dan menjadi budak uang. Sehingga Orang
miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Sedangkan orang kaya bekerja
untuk belajar sehingga dapat melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh orang
lain, yaitu menggunakan imajinasi untuk mengidentifikasi peluang yang
menghasilkan uang.
Pelajaran 2: Mengapa Mengajarkan Melek
Finansial?
Satu langkah untuk menjadi kaya adalah
harus melek finansial. Pertama harus mengetahui perbedaan antara
aset dan liabilitas (kewajiban). Aset adalah sesuatu yang menghasilkan uang
sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang harus dibayarkan. Orang terdidik
mengejar profesi mereka dan belajar bagaimana bekerja keras untuk menghasilkan
uang dan terus membelanjakannya tetapi tidak berpikir bagaimana uang mereka
bisa bekerja untuk mereka. Setelah mengetahui perbedaan antara aset dan
liabilitas, kita diajarkan untuk memusatkan segala usaha untuk membeli aset
yang menghasilkan pemasukan sehingga kolom aset akan berkembang dan kemudian
memfokuskan untuk menjaga liabilitas sehingga pengeluaran akan turun.
Ayah Robert yang kaya mengatakan
"orang kaya menambah aset. Orang miskin dan kelas menengah menambah
liabilitas, tetapi mereka mengira itu adalah aset." Jika anda ingin kaya,
habiskan hidup anda dengan membeli aset. Jika anda ingin miskin atau menjadi
kelas menengah, habiskan hidup anda dengan membeli liabilitas. Uang yang lebih
banyak tidak selalu menyelesaikan masalah uang yang dialami seseorang.
Intelegensilah yang memecahkan masalah.
Pelajaran 3: Uruslah Bisnis Anda Sendiri
Kesalahan yang sering terjadi adalah kita
lupa memikirkan bisnis sendiri dan menghabiskan hidup kita dengan menjalankan
bisnis orang lain dan membuat orang lain kaya. Orang miskin dan menengah lebih
banyak bersikap konservatif dalam hal keuangan. Mereka tidak berani mengambil
resiko karena tidak memiliki pondasi finansial yang kuat. Sehingga mereka
bergantung pada pekerjaan mereka. Ketakutan dan keraguan diri yang berlebihan
bisa mengurangi kejeniusan pribadi. Seringkali dalam dunia nyata, bukan orang
pandai yang maju tapi orang yang berani. Dan satu-satunya asset yang paling
kuat adalah pikiran, jika pikiran dilatih dengan baik, ia dapat menciptakan
kekayaan yang luar biasa. Dan hal penting lain yang perlu ditanamkan adalah
bekerja untuk belajar bukan bekerja untuk uang.
Untuk memulai, teruskanlah kerja harian
anda tetapi mulailah membeli aset-aset riil, bukan liabilitas atau harta benda
pribadi yang tidak mempunyai nilai riil ketika anda sudah memilikinya di rumah.
Jagalah pengeluaran anda agar tetap rendah, kurangilah liabilitas anda, dan
rajin-rajinlah membangun dasar aset yang solid.
Aset riil terbagi dalam beberapa kategori
yang berbeda:
1. Bisnis yang tidak menuntut kehadiran
saya
2. Saham
3. Surat obligasi
4. Reksa Dana
5. Real estate yang menghasilkan pemasukan
6. Surat utang
7. Royalti dari properti intelektual
seperti musik, karya tulis, hak paten
8. Dan segala sesuatu yang mempunyai nilai,
menghasilkan pemasukan dan mempunyai pasar yang siap.
Pelajaran 4 : Sejarah Pajak dan Kekuatan
Korporasi
Dalam bab ini diceritakan sejarah pajak di
Inggris dan Amerika. Gagasan tentang pajak dibuat populer dan diterima oleh
mayoritas, dengan memberi tahu orang miskin dan kelas menengah bahwa pajak
diciptakan untuk menghukum orang kaya. Dalam kenyataannya pajak malah menghukum
orang miskin. Karena orang kaya membuat perusahaan/korporasi dan orang miskin
yang menjadi pegawainya. Semakin keras anda bekerja, semakin banyak anda
membayar pajak.
Pelajaran 5: Orang Kaya Menciptakan Uang
Dalam bab ini menceritakan tentang
investasi-investasi yang dilakukan oleh Robert, yaitu investasi saham dan real
estate.
Pelajaran 6: Bekerja Untuk Belajar, Jangan
Bekerja Untuk Uang
Banya oarang-orang pintar dan berbakat
memperoleh penghasilan kecil. Kebanyakan orang hanya perlu belajar satu
ketermapilan lagi maka pemasukan mereka pun akan melonjak secara berlipat
ganda. Keterampilan tersebut adalah intelegensia finansial. Intelengensia
finansial adalah sinergi dari akuntansi, investasi, pemasaran dan hukum.
Satu-satunya keterampilan yang paling diketahui oleh banyak orang adalah
bekerja keras.
Yang harus dilakukan:
- Jaga pengeluaran anda tetap rendah
- Bila anda kekurangan uang, biarlah tekanan terbentuk dan jangan memakai tabungan atau investasi anda. Gunakanlah tekanan untuk mengilhami kejeniusan anda agar muncul dengan cara-cara baru yang menghasilkan uang lebih banyak untuk membayar utang-utang anda. Anda akan menumbuhkan kemampuan anda untuk menghasilkan uang lebih banyak dan sekaligus intelegensia finansial anda.
Buku ini bagus banget, tapi terasa sangat
Amerika, sehingga bila dibaca oleh pembaca diluar latar belakang pendidikan
ekonomi atau bagi pembaca yang berbisnis di sektor riil terasa memusingkan.
Yang menjadi kekuatan adalah pemahaman bahwa pola pikir kita sangat menentukan
pola hidup kita yang secara otomatis menentukan masa depan kita; menjadi kaya,
kelas menengah atau miskin. Dengan merubah pola pikir kita, ditambah keberanian
dan kerja keras, untuk menjadi kaya dan memiliki uang banyak bukan mimpi lagi.
Tergantung dari diri kita sendiri, mau berubah atau tidak.
Semoga bermanfaat,
Chers,
Lucky
wah sangat menarik nih ^^
BalasHapus